MENIKAH.

by - March 20, 2018

Siang tadi aku menjenguk seorang teman di rumah sakit. Dia sudah menikah dan kebetulan tadi dia cuma ditemani suaminya di ruangan. Temanku itu tiba-tiba aja bilang "Tuh Ma, makanya cepetan nikah, biar kalau sakit ada yang ngurus." Seperti biasa, responku cuma nyengir kuda. I can't count how many times people asked me about marriage, or just talked about marriage to me. Sebenarnya it's common things to talk about sih tapi ya...

Okay, sebenernya aku bukannya ga mikirin tentang nikah. Aku mikirin banget. Pingin nikah? Pingin banget. Secara umur udah banyak, ada tuntutan dari orangtua dan alasan-alasan lainnya *tjurhaaat :D Jadi kalo sekarang ada yang ngajak nikah mau nih, Ma? Ya ga gitu juga lah ya. Nikah memang ibadah, tapi kan ga sekedar menyegerakan kata sah, harus dilakukan secara terarah agar tidak menimbulkan masalah. Haha. 

Buatku menikah itu adalah tentang mengambil keputusan seumur hidup. I have to marry the right person -someone who complete me, reliable and committed- because I will spend my lifetime with him. Ga mau dong kita menikahi orang yang salah. Orang yang bukannya bikin hati tenang malah bikin kita selalu uring-uringan.

In this post I will talk about what I think about marriage. Menikah bukan hanya soal menyatukan dua orang untuk hidup bersama. Atau hanya agar ada yang ngurusi kalo lagi sakit. Menikah lebih dari sekedar itu. Menikah adalah tentang kesiapan untuk berkomitmen, berjuang, berkorban dan belajar untuk membina suatu hubungan yang sangat lama (for a lifetime ya) dengan seseorang yang kita pilih sebagai pasangan hidup kita untuk mewujudkan keluarga yang bahagia.

Akhir-akhir ini aku sering bertanya kepada orang-orang yang sudah menikah tentang bagaimana cara mereka mempertahankan pernikahan. Dan rata-rata mereka menjawab kalo mempertahankan pernikahan itu amat sangat tidak mudah. Akan ada banyak sekali masalah yang muncul, dari masalah yang sepele sampai masalah yang besar. Karena menyatukan pemikiran dari dua kepala yang berbeda membutuhkan effort yang besar.

Karena untuk mewujudkan pernikahan yang baik itu ga gampang, aku ga mau sembarangan dalam memilih partner hidup. Aku harus tau karakter orang yang akan aku nikahi itu. Misalnya, bisa ga dia berkomitmen? Kalo lagi marah ato stress reaksinya kayak gimana? How he treated me, his family and my family? Bisa diajak komunikasi ga? Mau kompromi ga? Gengsian ga dalam hal meminta maaf dan memberikan maaf? Dan yang paling penting punya tanggungjawab ga sama hidupnya. Dari hal-hal tersebut kita bisa tau karakter seperti apa yang cocok untuk dijadikan teman hidup bagi kita.

Temanku pernah bilang kalo manusia itu cenderung menarik kualitas/ sifat yang sama dengan dirinya. Jadi untuk mendapatkan pasangan dengan kualitas-kualitas yang aku harapkan, PR-ku adalah belajar dan berusaha agar kualitas-kualitas tersebut ada di dalam diriku juga.

When I think about marriage, I think about two person in the same team. Dimana si suami adalah ketua team-nya. Dan dua orang di dalam team ini saling support, listen each other, trust each other, saling menghargai, saling menghormati, mau berkompromi, mau mengesampingkan egonya masing-masing demi kepentingan bersama dan bersikap dewasa saat menghadapi konflik.

Selain karakter, menyamakan visi menjadi hal yang penting buatku, karena dengan mempunyai tujuan yang sama, kita dapat berjalan beriringan untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan. Aku harus tau tentang pandangannya mengenai masa depan, bagaimana dia memaknai peran suami istri di dalam rumah tangga, bagaimana pendapatnya tentang seorang istri yang memilih untuk menjadi wanita karir atau menjadi full time housewife yang tanpa penghasilan, dimana tempat yang tepat untuk ditinggali setelah menikah, bagaimana cara menjalin hubungan agar tetap baik dengan orang tua dan mertua, bagaimana cara mendidik anak kelak, bagaimana cara mengelola keuangan keluarga dan hal-hal yang lain yang mungkin akan ditemui dalam pernikahan.

Nah kira-kira itu sih yang terlintas di kepalaku kalo denger kata nikah. A long learning process that need big effort and hard work from two person who want to make a great marriage.

You May Also Like

11 comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Mempertahankan hubungan komitmen (pacaran serius, belum nikah) aja ngga mudah, apalagi menikah ya mbak :") apalagi pernikahan bukan sekedar tentang berdua, tapi juga dua keluarga yang bisa jadi latar belakangnya beda banget. ngomongin pernikahan tu antara pengen cepetan, tapi juga takut kalau ternyata kecepetan :")

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba, butuh effort yang besar banget. Banyak yang harus dipertimbangkan :")

      Delete
  3. Hmm, sejujurnya saya juga agak risih dengan pertanyaan "kapan nikah?". Makin menanjak umur, makin ngerti kalo nikah nggak sekedar balap-balapan aja :')

    ReplyDelete
  4. Betul banget ini. Nikah bukan cuma soal sah. Bukan buat cari orang yang bisa nemenin kita. Partner sehidup semati. Dan soal team itu sepikiran bangeett. Pas masa pra nikah dengan suami, itu yang ada di kepala saya. Masa bangun hubungan bukan buat mesra2an, tapi bangun bonding, 1 tim. Latihan memecahkan masalah sama supaya terbiasa waktu nanti menikah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah iya harus belajar memecahkan masalah bareng bareng ya, mba. Konflik kan paling rawan :')

      Delete
  5. Membicarakan soal pernikahan memang agak runyam sih ya mbak. Di usia saya yang baru nyaris 24 tahun aja, saya rasanya mulai agak terganggu sama "bully"-an teman-teman yang sudah pada menikah duluan. Padahal orang tua saya aja belum ada tuh memberikan "kode-kode" untuk menikah. Tapi yang namanya menikah itu biar urusannya Tuhan aja ya mbak. Kita mah cukup mempersiapkan diri sampai waktunya datang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seandainya semua orang sadar kalau menikah itu urusan Tuhan, orang2 yang sekarang risih dengan pertanyaan 'Kapan nikah?' akan sangat berbahagia, mbak :D

      Delete
  6. Nice words...bener banget! Menikah itu bukan cuma sekedar coba-coba or terpaksa, tapi memang for a lifetime.

    Insyaallah akan dapat suami yang baik hati dan cocok luar dalam ya :)

    ReplyDelete